­
­

Nasabah Asuransi Mengamuk Karena Klaim Tidak Dibayar Menjadi Viral

Orang Indonesia memang tipikalnya begitu dari dulu. Giliran berita buruk cepat sekali disebar. Berita baik? Amit-amit dah 😁😂 Saya mengulas ini dalam rangka edukasi masyarakat bagaimana menanggapi berita yang beredar, khususnya masalah asuransi ataupun keuangan. Bukan sebagai juru bicara perusahaan asuransi mana pun.

1. Semakin Besar, Semakin Digoyang

Tahun 2016 kemarin Prudential membayar klaim sebesar 10T!! Baca: 10.000 milliar!! (Baca selengkapnya di SINI). Ini merupakan pembayaran klaim tertinggi dari semua perusahaan asuransi jiwa di Indonesia.Jadi bisa dipastikan, semakin tinggi sebuah pohon, semakin kencang angin yang meniupnya. Bisa dimengerti karena perusahaan ini merupakan perusahaan asuransi swasta dengan nasabah terbanyak di Indonesia. Tentunya lebih viral jika nasabah BRI misalnya yang ngamuk daripada nasabah Bank Papua yang ngamuk. Karena pemakainya jauh lebih banyak.
Tapi terbukti, meski diterpa oleh kabar buruk setiap tahunnya tapi tetap pencapaiannya malah melejit. Tingkat kepercayaannya terus naik dari tahun ke tahun. Artinya pihak perusahaan dan jajarannya pun terus memperbaiki diri dan masyarakat pun semakin teredukasi. Jadi tidak selamanya kabar buruk itu sebagai pertanda buruk. Bahkan itu bisa dijadikan peluang yang baik.

2. Oknum Agen Dan Nasabah Nakal

Jadi setiap lihat berita harus kuasai dulu masalahnya, baru share. Karena kasihan banyak orang-orang yang sangat terbantu dengan adanya program keuangan ini. Lantas kenapa yang tertolong tidak ribut alias diam-diam saja?

Ya, karena kebiasaan orang Indonesia (tidak semuanya), dengar temannya dapat uang besar langsung minta traktir, pinjam duit atau ditodong buat beli dagangannya. Ini bisa mengakibatkan gesekan sosial. Jadi lebih baik diam saja. Apalagi uang klaim asuransi itu diperuntukkan sebagai santunan bukan untuk hura-hura. Jadi agen asuransi profesional juga perlu menyembunyikan data client yang menerima uang santunan. Kecuali jika klaim berupa penggantian biaya berobat di RS yang tidak bersifat tunai, tentu dengan persetujuan client.

Saya pernah punya calon client sudah sakit jantung. Istrinya meminta agar penyakit jantung suaminya tidak dituliskan. Katanya, seorang (oknum) agen dari perusahaan asuransi lain bilang bahwa itu bisa tidak dituliskan. Tapi karena dia maunya pakai asuransi tempat saya bekerja maka dia ketemu sama saya. Tapi saya tidak mau. Ya sudah, saya minta dia cari agen lain yang bisa diajaknya bersekongkol. Karena saya tidak mau ambil risiko hukum dan membuatnya menyesal di kemudian hari.

Percayalah, di luar sana banyak oknum agen dan juga nasabah nakal sebagaimana di bidang lain pun pasti ada oknumnya dan konsumen nakalnya. Tapi bukan berarti tidak berasuransi hanya karena ada oknum agen. Hanya perlu berhati-hati dan teliti saja. Karena toh masih banyak agen yang benar dan profesional.

Apakah perusahaan asuransi menolak orang sakit yang ingin menjadi nasabah asuransi? Tidak juga. Ada yang ditolak & ada yang diterima. Saya punya client yang beruntung sekali bisa diterima meski sudah ada riwayat sakit jantung setelah melewati rangkaian medical check up oleh pihak yang bekerjasama dengan perusahaan asuransi. Itu termasuk ajaib sekali! Meski dengan risiko ada tambahan premi.

3. Klaim Pasti Dibayar Jika Memenuhi Syarat Klaim

Yang di video ini mungkin klaimnya hanya seberapa. Dan itu pun tidak dibayar karena memang sudah seharusnya dan sepantasnya tidak dibayar. Tidak sebanding dengan orang-orang yang sudah banyak tertolong dengan klaim asuransi.

Kenapa? Pembayaran klaim itu ada syaratnya. Minimal masalah kesehatan harus jujur dari awal, tidak melakukan tindakan yang melawan hukum yang berkaitan dengan klaim, yang mau diklaim memang memenuhi syarat, dan seterusnya.

Ingat kasus kecelakaan anak seorang artis ternama tanah air dimana klaimnya tidak dibayar? Ya, itu benar tidak dibayar. Karena merupakan pelanggaran hukum (anak di bawah umur menyetir mobil lalu kecelakaan).

Percayalah, hampir semua perusahaan asuransi tidak akan membayar klaim jika tidak sesuai dengan aturan yang ada. Sepanjang pengalaman saya, untuk orang-orang yang berkonsultasi masalah klaim, semua klaimnya dibayar. Ada yang dapat ratusan juta bahkan milliaran.

Klaim asuransi ribet? Tidak ribet kalau tahu aturan. Jika pun ribet, ribet mana? Kumpul uang puluhan dan ratusan juta bahkan milliaran rupiah selama berpuluh-puluh tahun daripada urus klaim?

Kasus di selebaran kertas itu merupakan kasus lama. Nasabahnya salah paham. Dan pada akhirnya dia minta maaf.

4. Jeli Melihat Berita

Sebagai masyarakat perlu bijak untuk melihat kabar yang berseliweran di dunia maya. Meski disiarkan oleh TV nasional, tapi perlu mempertimbangkan siapa yang meng-share-nya? Siapa pemilik TV itu? Kenapa? Biasanya pemilik TV punya bisnis yang bergerak di bidang yang sama. Dan seterusnya.

5. Fakta Yang Menohok Sekali

a. Kebanyakan yang share berita mengenai klaim asuransi yang tidak dibayarkan adalah mereka yang sebenarnya tidak punya polis asuransi. Kalau punya, mereka pasti paham bahwa memang tidak semua klaim harus dibayarkan. Coba silahkan tanya sama mereka, punya polis asuransi terkait tidak? Pasti dijawabnya tidak. 😂😁

b. Jika memang punya polis, tapi tidak pernah buka polisnya. Alias malas baca. Saya pernah berinteraksi dengan orang yang menjadi nasabah dan sedang mengurus klaim. Agennya sudah tidak aktif. Dia protes masalah tidak bisa double klaim untuk manfaat berobat RS. Saya katakan bahwa sudah aturan untuk semua asuransi seperti itu khusus untuk manfaat ini (manfaat lain bisa double klaim). Yang berlaku itu hanya pembayaran selisih yang belum dibayarkan saja. Dia tanya, “Ada dalam polis mengenai itu?” Saya jawab, “Ya, silahkan dicari.” Dia bilang lagi, “Koq tidak dikasih tahu?” Saya jawab, “Ya agennya tidak kasih tahu.” Lagi pula saya sudah kasih tahu kan, karena situ nanya? 😁 Jadi salah siapa? Ya salah agennya dan nasabah.

Pakai asuransi lain saja deh. Silahkan. Toh aturannya juga sama jika melakukan pelanggaran yang sama. Wkwkwk. Kalau niatnya mau melanggar aturan sebaiknya jangan berasuransi, nanti kecewa. Karena perusahaan asuransi sudah sangat berpengalaman dalam agar tidak dicurangi oleh nasabah nakal.Perhatikan orang yang punya polis asuransi dan paham. Pasti mereka tidak share berita itu. Atau bahkan mungkin mereka sedang tertawa melihat tingkah konyol orang-orang yang sok tahu 😁

Cerdaslah menjadi masyarakat dalam melihat & menilai sebuah berita. Tidak semua yang muncul di TV itu menyajikan fakta keseluruhan. Hanya sepotong-potong saja. Tafsir kitab suci tapi sepotong-potong saja bisa sesat. Bertanyalah, mengapa pemberitaan kopi sianida sampai berjilid-jilid sementara pemberitaan klaim tidak dibayar hanya sepengggal saja lalu hilang? Think!

6. Indonesia Merupakan Negara Tertinggal Dalam Hal Asuransi Dan Literasi Keuangan

Perlu saya informasikan, Indonesia ini terlambat nyaris 200 tahun dari negara-negara maju mengenai asuransi. Waktu menulis skripsi dulu saya mendapatkan fakta itu dari buku-buku luar negeri. Menohok sekali!! Jadi penting sekali pemasar asuransi saat ini gencar mengedukasi, bukan hanya gencar closing. Karena bangsa ini tidak akan maju jika hanya diberikan pisau tapi tidak tahu bagaimana cara memakainya, berpotensi mematikan.

Jika ada yang bilang bahwa asuransi haram, setidaknya sekarang sudah ada asuransi syariah. Peminatnya jutsru banyak dari yang non Muslim karena sistemnya tolong menolong. Karena jika asuransi tidak baik, seharusnya tidak perlu ada di Indonesia dan di dunia. Bahkan di Arab Saudi pun masyarakatnya memakai asuransi. Tiket pesawat haji dan umroh pun mengandung asuransi.

Dan satu catatan lagi, semua perusahaan asuransi diawasi oleh OJK. Jika mau melihat kinerja keuangan semua perusahaan asuransi belilah majalah Investor khusus edisi asuransi (biasanya terbit di pertengahan tahun). Semua data keuangan perusahaan asuransi jiwa dan umum tercatat di dalamnya.

Akhir kata, jangan sampai ulah segelintir orang bodoh, kita ikut-ikutan menjadi bodoh dan celaka. Ingatlah, yang memprovokasimu untuk tidak berasuransi, tidak pernah berjanji akan memberikan jaminan untuk membayar biaya berobat dan menyantuni anak istrimu ketika musibah yang tidak diinginkan terjadi. Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum jika bukan mereka yang mau mengubahnya.

Salam edukasi

You Might Also Like

0 komentar